Upacara Hari Pahlawan Tahun 2023 – Pahlawan adalah Pilar Kekuatan Bangsa

SalafiyahWareng.com – Jum’at 10 November 2023 merupakan Hari Pahlawan Nasional yang ke-78 Tahun 2023 yang mengusung tema “Semangat Pahlawan Untuk Masa Depan Bangsa Dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan”. Peringatan tersebut dimaksudkan untuk mengenang dan menghormati jasa serta perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan. Untuk memperingatinya, MI Salafiyah Wareng melaksanakan Upacara Bendera Memperingati Hari Pahlawan Tahun 2023 di halaman MI Salafiyah Wareng dan diikuti oleh semua siswa bersama guru dan tenaga kependidikan.

Tujuan memperingati Hari Pahlawan Tahun 2023 sebagaimana Pedoman Pelaksanaan yang diterbitkan oleh Keputusan Menteri Sosial RI tentang Penyelenggaraan Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2023 adalah : (1) Membangun ingatan kolektif bangsa agar dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk mengimplementasikan semangat dan nilai-nilai luhur pahlawan dalam kehidupan sehari-hari, (2) Memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, (3) Meningkatkan rasa kecintaan serta kebanggaan sebagai bangsa dan negara Indonesia.

Dengan semangat Pahlawan Ekonomi Nusantara yang diwujudkan dalam tindakan nyata, kita berharap genderang peperangan terhadap kemiskinan terus ditabuh agar rakyat semakin sejahtera. Semangat Pahlawan Ekonomi Nusantara harus diwujudkan secara nyata, bukan hanya sekadar asa. Inilah yang akan membawa perubahan positif bagi Indonesia.

□ Indent PPDB 2024/2025 MI Salafiyah Wareng, daftar disini

[] Mengapa Tanggal 10 November Diperingati Sebagai Hari Pahlawan?

Pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran di Surabaya yang merupakan pertempuran besar antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Setelah gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris ditandatangani tanggal 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda. Walaupun begitu tetap saja terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya. Bentrokan-bentrokan tersebut memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada 30 Oktober 1945.

Kematian Jendral Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia dan berakibat pada keputusan pengganti Mallaby yaitu Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh mengeluarkan Ultimatum 10 November 1945 yang meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA serta ancaman akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila orang orang Indonesia tidak mentaati perintah Inggris. Mereka juga mengeluarkan instruksi yang isinya bahwa semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan. Namun ultimatum itu tidak ditaati oleh rakyat Surabaya, sehingga terjadilah pertempuran Surabaya yang sangat dahsyat pada tanggal 10 November 1945, selama lebih kurang tiga minggu lamanya.

Medan perang Surabaya kemudian mendapat julukan “neraka” karena kerugian yang disebabkan tidaklah sedikit. Pertempuran tersebut telah mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban, sebagian besar adalah warga sipil. Selain itu diperkirakan 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya dan tercatat sekitar 1600 orang prajurit Inggris tewas, hilang dan luka-luka serta puluhan alat perang rusak dan hancur.

Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itu serta semangat membara tak kenal menyerah yang ditunjukkan rakyat Surabaya, membuat Inggris serasa terpanggang di neraka dan membuat kota Surabaya kemudian dikenang sebagai kota pahlawan. Selanjutnya tanggal 10 NOVEMBER diperingati setiap tahunnya sebagai HARI PAHLAWAN sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan dan pejuang.

Beberapa Pahlawan Nasional yang juga memiliki andil dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, diantaranya adalah KH. Hasyim Asj’ari, Gubernur Surjo, Bung Tomo dan Moestopo.

Pahlawan adalah pilar kekuatan bangsa. Terima kasih kepada mereka yang telah dan terus berjuang. Selamat Hari Pahlawan 2023! [ZA]

Src : Kemensos RI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *