SalafiyahWareng.com – Siswa kelas 5, 8, dan 11 akan melaksanakan serangkaian prosesi ANBK di tahun 2023 ini yang dipilih secara acak oleh pemerintah, guru, dan kepala sekolah tiap satuan pendidikan. MI Salafiyah Wareng sendiri telah melaksanakan ANBK 2023 sejak kemarin (25/10/2023) dan akan berakhir hari ini Kamis 26 Oktober 2023. ANBK ini diikuti sejumlah 30 peserta dari Kelas 5 dan bertempat di Lab. MI Salafiyah Wareng. ANBK 2023 di MI Salafiyah dilaksanakan dalam sesi. Sesi pertama dimulai pkl.07.30-09.40, Sesi kedua pkl.10.40-12.30, dan Sesi ketiga berlangsung pkl.12.30-14.30.
[] Apa Itu ANBK?
ANBK atau Asesmen Nasional Berbasis Komputer adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program evaluasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. ANBK itu sendiri merupakan ujian yang dilaksanakan sebagai pengganti ujian nasional guna mengevaluasi sistem pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa. Peserta dalam ANBK ini meliputi perwakilan dari kelas 5 untuk jenjang SD, kelas 8 untuk jenjang SMP, dan kelas 11 untuk jenjang SMA.
Kenapa ANBK diikuti oleh Kelas 5 dan bukan kelas 6? Proktor ANBK MI Salafiyah Wareng, Ihdiyani Husna, S.Pd menjelaskan alasan mengapa ANBK dilaksanakan di kelas 5.
“ANBK dilaksanakan di kelas 5 karena kelas ini berada di tengah dan bukan di akhir pembelajaran di sekolah. Tujuannya adalah agar siswa yang mengikuti ANBK masih bisa merasakan perbaikan pembelajaran ketika masih berada di sekolah. Selain itu, ANBK juga bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan mengukur kompetensi literasi dan numerasi siswa, serta karakter dan lingkungan belajar mereka” terangnya.
ANBK adalah asesmen yang menggunakan komputer secara daring dan semi daring sebagai media untuk menampilkan dan menjawab soal. ANBK dijalankan dengan memotret masukan, proses, dan luaran dari pembelajaran di seluruh satuan pendidikan.
ANBK tidak hanya menyorot pada peserta didik saja, program ini menitik fokuskan tujuannya untuk mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Kemendikbud telah menetapkan ANBK sejak tahun 2021 sebagai pengganti dari Ujian Nasional sekaligus penanda perubahan paradigma evaluasi pendidikan.
Oleh karena itu, ANBK sendiri tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu melainkan mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan yang telah disebut sebelumnya yakni berupa input, proses, dan output.
Potret layanan dan kinerja dari hasil evaluasi melalui ANBK ini kemudian menjadi cerminan untuk mempercepat perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. Sederhananya, Asesmen Nasional merupakan pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program kesetaraan jenjang sekolah dasar dan menengah.
Adapun instrumen dari ANBK terdiri atas tiga yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
[] Apakah ANBK Berpengaruh pada Nilai Kelulusan?
Perlu digarisbawahi bahwa ANBK tidak ada konsekuensinya untuk sekolah dan murid. Pasalnya, program ini pada dasarnya adalah pemetaan agar pemerintah bisa mengetahui kondisi sebenarnya dari masing-masing satuan pendidikan sebagai bahan evaluasi.
Singkatnya, Asesmen Nasional dilakukan sebagai pemetaan dasar (baseline) dari kualitas pendidikan di lapangan. Melalui ANBK yang dirancang lebih berfokus, diharapkan adanya perbaikan kualitas dan layanan pendidikan yang semakin efektif.
[] Bentuk Ujian ANBK
Ujian ANBK dilaksanakan dengan cara mengerjakan sejumlah soal yang terdiri dari soal objektif dan non objektif. Soal objektif yaitu pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, dan isian singkat. Sementara soal non objektif berisi uraian.
Pada masing-masing instrumen ANBK, terdapat beberapa komponen yang berbeda. Untuk instrumen AKM sendiri terbagi menjadi tiga aspek yaitu konten, level kognitif, dan konteks.
Pada Survei karakter, hasil belajar yang diukur yaitu sikap, kebiasaan, nilai-nilai atau values dalam enam aspek Profil pelajar Pancasila. Di antaranya beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bernalar kritis, kemandirian, kreativitas, bergotong royong, dan berkebinekaan global.
Sementara itu, di Survei Lingkungan yang diukur adalah iklim keamanan, inklusivitas, kebhinekaan, kesetaraan gender, kualitas pembelajaran, refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru, kepemimpinan instruksional, serta dukungan orang tua dan murid terhadap program Satuan Pendidikan.
Src : Detik.com